Iklan Premium
Dengan niat baik dan kejujuran kami siap bekerjasama dengan Anda untuk menjadi suplier kakao kering.
Saya sedang memulai usaha ikan lele dan ingin mencari pengepul yang siap menerima hasil panen saya secara kontinyu sebagai pertimbangan saya untuk meningkatkan jumlah panen saya.
RINGKASAN:
1. peternak kesulitan untuk membiayai usahanya
2. perusahaan hanya meminjamkan bantuan berupa DOC, pakan, obat, tenaga medis
3. peternak menanggung biaya oprasional produksi sekitar 13 jt
4. peternak menawarkan bagi hasil kepada pemodal untuk membiayai oprasional kandang sebesar 13jt
5. bagi hasil peternak dan investor = 60%:40%
6. laba bersih 1 periode = 3.350.000
7. peternak = 2.010.000 investor peternak = 1.340.000
8. umur kemitraan 3 periode , 1 periode 4-6 minggu
9. detail kerjsama bisa baca proposal berikut:
PROPOSAL USAHA BETERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)
BAB I
PENDAHULUAN
Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita , alasannya hampir 100% orang Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan peluang yang sangat rupawan untuk dikembangkan. Beberapa waktu yang lalu , urusan ekonomi ayam potong sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda dunia. Banyak pengusaha ayam potong yang bangkrut alasannya daging ayam menjadi “tersangka” utama sehingga menimbulkan orang takut mengkonsumsi daging ayam lagi. Sekarang informasi flu burung sudah perlahan menghilang , inilah prospek cerah untuk beternak ayam potong yang mulai menguat kembali.
A. Latar Belakang Masalah
Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta ,tetapi lapangan pekerjaan ketika ini sangat terbatas , hal ini menimbulkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja persoalan pengangguran itu sangat merugikan alasannya insan mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh alasannya itu sebagai calon tenaga kerja , kita harus bisa berpikir kreatif dan inovatif yang bisa membaca peluang serta berilmu memanfaatkannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja.
Wirausaha merupakan salah satu perjuangan untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi , sebagaian besar aktivitas wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak , baik secara pribadi maupun tidak langsung.
Salah satu perjuangan yang akan dikembangkan yaitu budidaya ayam pedaging(broiler) , alasannya banyak orang yang membutuhkannya ,karena daging merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh manusia.Jadi peluang perjuangan ayam pedaging cukup menguntungkan untuk dijalankan.
B. Tujuan
Tujuan dari perjuangan peternakan ayam pedaging adalah:
1. Dapat melaksanakan perjuangan ayam potong/pedaging dengan baik dan menawarkan manfaat yang besar
2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik
3. Dapat menjaga kelangsungan perjuangan dan mengembangkannya
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran
5. Mendapatkan keuntungan yang besar dalam perjuangan ayam pedaging
6. Sebagai pengetahuan atau menambah wawasan dalam menjalankan usaha.
C. Peluang usaha
Mengapa saya memilih perjuangan ayam pedaging untuk menjadi perjuangan saya dan memilih kawasan perjuangan disini alasannya diliat dari kebutuhan dan banyaknya warung makan yang membutuhkan daging ayam pedaging tersebut cukup terbuka buat saya membuat perjuangan ini ,karena didasari juga dengan factor atau terbatasnya orang yang membuat perjuangan ayam pedaging tersebut.Sehingga peluang saya untuk membuka perjuangan ini dan menerima hasil yang besar cukup terbuka.
BAB II
RENCANA WIRAUSAHA BETERNAK AYAM PEDAGING(BROILER)
A. Lokasi kawasan usaha
Lokasi wirausaha : desa takokak, cianjur , jabar
Tempat : Di kebun Areal : di sekitar kebun yang jau dari pemukiman
B. Jadwal Kegiatan
Wirausaha beternak ayam pedaging akan dilaksanakan pada tahun 2019 mendatang. Dengan aneka macam pertimbangangan yang berkaitan pribadi dengan rencana saya.
C. Info Produk
Ayam yang umum dikembangkan sebagai ayam potong yaitu ayam ras pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging tersebut merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi , terutama dalam memproduksi daging ayam. Selain itu ayam broiler juga memiliki kelebihan alasannya hanya dengan waktu 5-6 ahad sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan , maka banyak peternak gres serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
Untuk memulai perjuangan di bidang ternak ayam ini , persiapan sarana , prasarana , dan peralatan harus maksimal. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Kandang
Sistem perkandangan yang ideal untuk perjuangan ternak ayam ras yaitu:
- Persyaratan temperatur berkisar antara 32 ,2-35º C
- Kelembaban berkisar antara 60-70%
- Penerangan/pemanasan sangkar sesuai dengan aturan yang ada
- Tata letak sangkar biar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang
- Model sangkar diadaptasi dengan umur ayam , untuk anakan hingga umur 2 ahad atau 1 bulan memakai sangkar box , sedangkan untuk ayam remaja ± 1 bulan hingga 2 atau 3 bulan memakai sangkar box yang dibesarkan dan untuk ayam cukup umur bisa dengan sangkar postal atapun sangkar baterai.
2. Peralatan
- Litter (alas lantai) Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering , maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm , materi litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya , atau hasil serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
- Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bulat atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya menyerupai induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika gres menetas.
- Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk kawasan istirahat/tidur , dibuat bersahabat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup biar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari kawasan bertelur.
-Tempat makan , minum dan kawasan grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup , bahannya dari bambu , almunium atau apa saja yang besar lengan berkuasa dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk kawasan grit dengan kotak khusus
- Alat-alat yang lainnya
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan , gunting operasi , pisau potong operasi kecil , dan lain-lain.
3. Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b. pertumbuhan dan perkembangannya normal
c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d. tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa anutan teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ ayam umur sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat keganjilan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran tubuh normal , ukuran berat tubuh antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sementara untuk perlindungan minum diadaptasi dengan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari) , kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing ahad , yaitu ahad ke-1 (1-7 hari) 1 ,8 lliter/hari/100 ekor; ahad ke-2 (8-14 hari) 3 ,1 liter/hari/100 ekor , ahad ke-3 (15-21 hari) 4 ,5 liter/hari/100 ekor dan ahad ke-4 (22-29 hari) 7 ,7 liter/hari/ekor. Kaprikornus jumlah air minum yang dibutuhkan hingga umur 4 ahad adalah
sebanyak 122 ,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi pelengkap gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan yaitu 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari) , terkelompok dalam masing-masing ahad yaitu ahad ke-5 (30-36 hari) 9 ,5 liter/hari/100 ekor , ahad ke-6 (37-43 hari) 10 ,9 liter/hari/100 ekor , ahad ke-7 (44-50 hari) 12 ,7 liter/hari/100 ekor dan ahad ke-8 (51-57 hari) 14 ,1 liter/hari/ekor. Kaprikornus total air minum 30-57 hari sebanyak 333 ,4 liter/hari/ekor.
4. Sistem kerjasama kemitraan usaha ini merupakan kerjasama antara peternak : investor. pembagian hasilnya yaitu 60% peternak 40% investor. Peternak berperan sebagai pemelihara ayam dari mulai persiapan hingga panen. sedangkan investror berperan sebagai penyedia dana untuk biaya oprasional. sedangkan perusahaan menyediakan DOC, pakan, obat-obatan, tenaga kesehatan dan kewajiban membeli ayam setelah panen seharga 18.000/kg. 5. Kelebihan usaha
Usaha ternak ayam merupakan salah satu perjuangan yang menghasilkan omset dengan keuntungan yang cukup besar. Maka tidaklah kaget lagi kalau perjuangan ini banyak diminati para pencari usaha. Selain itu menjalankan perjuangan ini juga memiliki waktu yang relative singkat. adanya jaminan 100% ayam dibeli mempermudah pejualan sehingga keuntungan bisa dapat segera dibagikan.
5.Krisiko usaha
Ada risiko kematian, namun dapat diminimalisir karena ada petugas kesehatan dokter hewan dan mantri yang setiap hari mengecek perkembangan hewan.
6.Pemasaran
100% ayam akan di beli oleh perusahaan.
D.Analisa Ekonomi untuk 1x periode panen (5000 ekor)
a. Pengeluaran
~ Modal tetap , meliputi:
Sewa Kandang + alat2 ukuran 15x3 m = Rp 3.000.000
gaji pokok Rp. 550/ekor x 5000 ekor= 2.750.000
uang makan Rp. 125/ekor x 5000 ekor= 575.000
Biaya panen Rp. 100/ekor x 5000 ekor = 500.000
Cuci kandang Rp. 50/ekor x 5000 ekor = 250.000
Insentif Rp. 50/ekor X 5000 ekor = 250.000
Keamanan Rp. 50/ekor x 5000 ekor = 250.000
jumlah = 7.575.0000
~Biaya variabel , meliputi:
Gas = 3.100.000
sekam 300 karung harga 5000/karung = Rp 1.500.000
Biaya listrik Rp 300.000
air bersih Rp 200.000
Penyusutan modal tetap = 325.000
jumlah = 5.425.000
Biaya variabel yg ditanggung perusahaan:
- Pembelian anak ayam 5000 ekor x 6.000 = Rp 30.000.000
- pakan ayam DOC higga panen 15.000 kg = 15.000 kg x 7.750 = Rp 116.250.000
- obat.obatan 5000 ekor x 600 = 3.000.000
- jumlah = 149,250,000
Modal yang di keluarkan seluruhnya untuk 5000 ekor yaitu Rp 7.575.000 + 5.425.000 + 149.250.000 = 162.250.000
- 149.250.000 dipinjam dari perusahaan
- 13.000.000 dibiayai investor
Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen perjuangan ini , Bobot berat ayam sekarang menjadi 2 - 2.2 kg.
b. Pemasukan
Catatan = Harga 1kg daging ayam Rp 18.000
tingkat mortalitas (kematian) max 8% dari 5000 ekor = 4.600 ekor
1). Hasil penjualan ayam
4.600 x 2 kg = 9.200 kg
9.200 kg x 18.000 = 165.600.000
2).Jadi total pendapatan = Rp 165.600.000 - 162.250.000 = Rp 3.350.000
bagi hasi peternak : investor = 60 : 40
peternak = 2.010.000
investor = 1.340.000
proposal ini di ajukan oleh :
1. Agus Apriyanto, Amd Vet, SM (D3 kesehatan hewan & sarjana manajemen)
2. Risqy Amaliah Hafiz, Amd Vet, Spt (D3 kesehatan hewan & sarjana peternakan)
3. drh. Muhammad huda ( Dokter Hewan)
KAMI BERENCANA MEMBUKA INVESTASI PETERNAKAN DI BEBERAPA WILAYAH DIANTARANYA JAWA TENGAH, SEMARANG, MADIUN, PALEMBANG, PADANG, JAYAPURA, SUKABUMI, BANDUNG. NAMUN APABILA ADA INVESTOR YANG INGIN MENGEMBANGKAN DI WILAYAHNYA KAMI TIDAK KEBERATAN DAN MEMBANTU MANAJEMENNYA. MOHON DOANYA SEMOGA PETERNAKAN DI INDONESIA MAJU DAN KONSUMSI DAGING DI INDONESIA MAKIN TINGGI SEHINGGA MAMPU MENCERDASKAN GENERASI BANGSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal (Sumedang), regional (Jawa Barat) dan nasional (Jakarta dan Banten). Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Sumedang. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
B. Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
1. Membuka lapangan pekerjaan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, sehingga dapat memberikan kontribusi kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA
A. Teknis Produksi
Usaha penggemukan sapi ini berskala 40 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.
B. Lokasi
Lokasi usaha berada di Dusun sukorejo rt 11 rw 02 , tegaldowo, kec, gemolong , sragen. Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks Dekat dengan sumber air bersih Dekat dengan akses jalan raya Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-limbah hasil industri pertanian Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.
Desa Pamulihan merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa Pamulihan selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.
C. Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
D. Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 200-300 kg/ekor.
E. Pakan
Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan yang dibeli dengan kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak dan ampas bir.
F. Tenaga Kerja
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 4 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 4000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.1.200.000 perbulan untuk setiap pekerja.
G. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah : gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
BAB III
PEMASARAN
A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal surakarta namun tidak menutup kemungkinan dikirim ke daerah lain yang membutuhkan.
B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal dapat diartikan pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang dimilikitidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi. Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL
A. Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan rancangan kebutuhan 40 orang ekor sapi adalah sebagai berikut :
Biaya Tetap
Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor) = Rp. 60.000.000,-
Biaya Operasional
*Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental (berat bibit sekitar 300kg/ekor Rp 45.000/kg)
- 45000 X 300kg x 40 ekor x = Rp. 540.000.000,–
- Pakan untuk 3 bulan (Rp15.100,-/ekor/hari) = Rp. 54.360.000.
- Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 2.500.000,-
* Tenaga kerja
4 orang x Rp. 1.200.000 X 3 bulan,- = Rp. 14.400.000,-
Jumlah biaya operasional = Rp. 611.260.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 671.260.000,-
B. Penjualan dan Keuntungan
Penjualan
1. Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 1 kg/hari
2. Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
3. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
4. Bobot sapi seluruhnya (40 ekor) = 390 kg x 40 ekor = 15.600 kg
5. Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =
15.600 kg x Rp. 42.500,- = Rp. 663.000.000,-
Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 40 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = Rp. 7.200.000,- Total Pendapatan = Rp. 663.000.000,- + Rp. 7.200.000,-
= Rp. 670.200.000,-
Keuntungan
1. Biaya Operasional = Rp. 611.260.000,-
Total Pendapatan = Rp. 670.200.000,-
Keuntungan yang diperoleh = Penjualan – Biaya Operasional
= Rp. 670.200.000,-– Rp. 611.260.000,-
= Rp. 58.940.000,-
(lima puluh delapan juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah)
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 58.940.000,- atau Rp.19.646.000,- untuk 1 bulan.
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kepada yang terhormat para kontraktor, bersama ini kami tawarkan kerjasama usaha mebel gebyok ukir Jepara untuk kebutuhan anda-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
demikian penawaran kami
kami menawarkan produk jepara asli yaitu mebel apa saja yang anda butuhkan,dari perabotan sampe hiasan kali grafi,dan siap mensuplay keseluruh indonesia dengan harga yang relatif murah,untuk info lebih lanjut hub. 081 229 614 357, ..................................................................... ......................................................................
Wa Lengkap di komentar
Dicari Mitra yang siap untuk menampung dan mengolah Bulu Ayam Basah + Darah + Lemak (untuk Pakan Ternak) + Kotoran ayam (utk pupuk) dalam Jumlah banyak Lokasi Sidomulyo Lampung Selatan. yang membutuhkan silahkan langsung Hub. 08127222044
Proposal Usaha Peternakan Sapi (Penggemukan)
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Lampung tengah. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.
Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.
B. Pengembangan agribisnis peternakan penggemukan sapi di desa Srikaton Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah
l. Jenis Kegiatan : Penggemukan sapi
ll. Lokasi : Desa sri katon RT 005 RW 003 Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah
C. Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
l. Sapi Ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
ll. Sapi Bali
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
lll. Sapi Brahman
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
lV. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
V. Sapi Limousin
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik
D. Visi dan Misi
Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :
Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai.
Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Lampung tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.
Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di Lampung.
BAB ll
ANALISIS PASAR
A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandar lampung, Palembang, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Lampung tengah.
B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.
BAB lll
ANALISIS KEUANGAN
A. Asumsi Keuangan
l. Usaha dirancang untuk menghasilkan 40 ekor sapi periode penggemukan 6 bulan
Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 3m x 1.25m (biaya 1 m2 = Rp 150.000,00),
biaya sewa lahan 1 tahun Rp. 6.000.000.00
ll. Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 5700.000.00
atau per 6 bulan masa penggemukan = Rp. 2.850.000.00
Sapi digemukan selama 6 bulan. Berat awal bakalan sapi rata-rata 400 kg dengan harga per kg Rp. 42.000,00.
lll. Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 1.0 - 1.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 6 bulan adalah 580 kg.
lV. Maka total pendapatan adalah 40 ekor x 580 kg x Rp. 42.000,00 = Rp. 974.400.000.00
Setiap sapi menghasilkan 8 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan
6 bulan seekor sapi menghasilkan 1440 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.00
V. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 40 ekor x 1440 kg x Rp 200,00 = 11.520.000.00
B. Rencana Investasi
Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 40 ekor periode produksi 6 bulan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
NO
URAIAN
SATUAN UNIT
VOLUME
HARGA / UNIT (Rp)
NILAI (Rp)
l. Sewa lahan dan pembuatan kandang
Meter
340m2
150.000.00
51.000.000.00
6.000.000.00
57.000.000.00
ll. Pembelian Sapi Bakalan
Ekor
40
16.600.000.00
664.000.000.00
lll. Pakan Konsentrat
Kg
10.800
2.000
21.600.000
lV. Pakan Onggok (Ampas singkong)
Kg
73.000.00
3.00.00
21.600.000.00
V. Obat-Obatan 1 Paket
4.000.000
Vl. Pekerja
40
2000
14.400.000.00
Total
782.200.000.00
C. Proyeksi Laba Rugi / 6 bulan masa penggemukan
No.
INVESTASI
JUMLAH (Rp)
Biaya Tetap
l. Biaya sewa lahan dan pembuatan kandang
57.000.000.00
ll. Penyusutan Kandang
2.850.000,00
lll. Penyusutan Peralatan
400.000,00
D. Biaya Variabel /Produksi
l. Pembelian sapi bakalan
664.000.000,00
ll. Pakan konsentrat
21.600.000,00
lll. Pakan onggok (ampas singkong)
21.600.000.00
lV. Pekerja
14.000.000.00
E. Biaya lain-lain
l. Biaya listrik & Telpon
6.00.000,00
ll. Transportasi
1.000.000,00
lll. Obat-obatan
4.000.000.00
Total biaya produksi
787.050.000.00
F. Pendapatan
l. Penjualan sapi hasil penggemukan
974.400.000.00
ll. Penjualan kotoran sapi
11.520.000.00
Total Pendapatan
985.920.000.00
G. Proyeksi laba / rugi (keuntungan)
198.870.000.00
Sistem bagi hasil sebesar 60 : 40 dengan perbandingan 60% untuk peternak (plasma) dan 40% untuk pendana (inti).
H. Berdasarkan jumlah konsumsi penduduk provinsi lampung sangatlah besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut Provinsi lampung masih mendatangkan pasokan sapi dari luar yang berarti peluang pasar yang masih sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan.
BAB lV
ANALISI SWOT
A. Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek–aspek yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan), aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman).
l. Aspek strength (kekuatan) usaha budidaya sapi secara garis besar tidak lah sulit-desa sri katon memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usaha tersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia,
akses keuangan perbankan kebijakan Pemerintah Daerah lampung tengah yang besar terhadap pengembangan budidaya sapi didaerahnya. Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat.
ll. Aspek weaknes (kelemahan) Terbatasnya modal untuk mengembangkan peternakan sapi.
lll. Aspek opportunities (peluang) Cultur atau budaya masyarakat lampung yang terus berkembang mengolah daging menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya, kurban dll. Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat lampung sebagian besar masih di datangkan dari luar Provinsi lampung.
lV. Aspek threath (ancaman) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil.
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal permohonan kerjasama usaha di bidang pengembangan
Usaha Peternakan sapi di desa Sri katon Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah ini kami buat, untuk sekiranya dapat di pertimbangkan dan di setujui.
Lampung, 16 Desember 2018
Yang berminat bisa hub 082279720816
Dan bisa langsung survey lokasi
saya membutuhkan investor yg bisa bekerja sama di peternakan ayam yang saya rintis dari awal
kesepakatan dapat dibicarakan langsung dengan saya di no ponsel yang tertera pada kolom profil saya
atau pun lebih baik kitaa bicarakan ditempat yang telah disepakati nanti nya