sapi
Komoditi yang berhubungan:
minimal pembelian:
0 Butir
JAWA BARAT
minimal pembelian:
1 Ekor
JAWA BARAT
minimal pembelian:
1 Ekor
JAWA BARAT
minimal pembelian:
1 Ekor
JAWA BARAT
minimal pembelian:
5 Ekor
RIAU
minimal pembelian:
1 Ekor
JAWA TENGAH
minimal pembelian:
1 Ekor
DKI JAKARTA
loading more
Di cari Bakalan untuk penggemukan Sapi Jantan Sapi Bali terima di lokasi Bone Sulawesi Selatan.
Minimal 200 KG
Minimal Umur 1.8 sampai 2 tahun
di cari peternak yang mempunyai bakalan jantan kami membutuhkan 20- 60 ekor / per bulan .
jika ada yang berminat kerjasama silahkan whatsapp 0811415571
Berikut spefiaksi yang kami cari.
- Bibit sapi yang bagus memiliki ciri-ciri fisik seperti:
- Memiliki bentuk tubuh yang proporsional, yaitu mempunyai rangka tubuh yang kokoh serta lebar.
- Memiliki tinggi tubuh yang sama antara depan dan belakang serta tubuhnya memanjang.
- Memiliki dada yang lebar, dengan mempunyai dada yang lebar akan membuat pertumbuhan daging di daerah dada bisa maksimal.
- Memiliki bulu yang kering dan pendek dengan mata yang bersinar dan responsif terhadap lingkungan sekitar.
- Bibit sapi yang bagus biasanya mempunyai pantat yang lebar serta perut kecil. Sebab, bibit sapi yang mempunyai perut besar menandakan bahwa bibit sapi terkena penyakit cacingan. Perut bibit sapi yang terlalu besar akan menghalangi pertumbuhan pada bagian yang lain, karena daging biasanya hanya akan tumbuh di bagian perut.
- Memiliki kaki yang kokoh dan tulang kaki yang besar. Kaki yang kokoh pada bibit sapi yang bagus akan menopang berat badan sapi yang semakin besar.
- Bibit sapi mempunyai bentuk kaki yang normal serta lurus.
- Bibit sapi yang bagus memiliki bentuk tubuh yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Pilihlah bibit sapi yang berukuran sedang karena bibit yang terlalu kurus dan gemuk pertanda bahwa keadaan sapi tidak terlalu baik untuk dikembangbiakkan.
- Untuk memulai usaha ternak Anda, pilihlah bibit sapi yang sudah berusia 2—3 tahun
loading more
proposal ini di ajukan oleh :
1. Agus Apriyanto, Amd Vet, SM (D3 kesehatan hewan & sarjana manajemen)
2. Risqy Amaliah Hafiz, Amd Vet, Spt (D3 kesehatan hewan & sarjana peternakan)
3. drh. Muhammad huda ( Dokter Hewan)
KAMI BERENCANA MEMBUKA INVESTASI PETERNAKAN DI BEBERAPA WILAYAH DIANTARANYA JAWA TENGAH, SEMARANG, MADIUN, PALEMBANG, PADANG, JAYAPURA, SUKABUMI, BANDUNG. NAMUN APABILA ADA INVESTOR YANG INGIN MENGEMBANGKAN DI WILAYAHNYA KAMI TIDAK KEBERATAN DAN MEMBANTU MANAJEMENNYA. MOHON DOANYA SEMOGA PETERNAKAN DI INDONESIA MAJU DAN KONSUMSI DAGING DI INDONESIA MAKIN TINGGI SEHINGGA MAMPU MENCERDASKAN GENERASI BANGSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal (Sumedang), regional (Jawa Barat) dan nasional (Jakarta dan Banten). Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Sumedang. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
B. Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
1. Membuka lapangan pekerjaan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, sehingga dapat memberikan kontribusi kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA
A. Teknis Produksi
Usaha penggemukan sapi ini berskala 40 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.
B. Lokasi
Lokasi usaha berada di Dusun sukorejo rt 11 rw 02 , tegaldowo, kec, gemolong , sragen. Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks Dekat dengan sumber air bersih Dekat dengan akses jalan raya Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-limbah hasil industri pertanian Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.
Desa Pamulihan merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa Pamulihan selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.
C. Kandang
Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
D. Bakalan Sapi
Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 200-300 kg/ekor.
E. Pakan
Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan yang dibeli dengan kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak dan ampas bir.
F. Tenaga Kerja
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 4 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 4000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.1.200.000 perbulan untuk setiap pekerja.
G. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah : gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
BAB III
PEMASARAN
A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal surakarta namun tidak menutup kemungkinan dikirim ke daerah lain yang membutuhkan.
B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal dapat diartikan pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang dimilikitidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi. Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL
A. Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan rancangan kebutuhan 40 orang ekor sapi adalah sebagai berikut :
Biaya Tetap
Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor) = Rp. 60.000.000,-
Biaya Operasional
*Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental (berat bibit sekitar 300kg/ekor Rp 45.000/kg)
- 45000 X 300kg x 40 ekor x = Rp. 540.000.000,–
- Pakan untuk 3 bulan (Rp15.100,-/ekor/hari) = Rp. 54.360.000.
- Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 2.500.000,-
* Tenaga kerja
4 orang x Rp. 1.200.000 X 3 bulan,- = Rp. 14.400.000,-
Jumlah biaya operasional = Rp. 611.260.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 671.260.000,-
B. Penjualan dan Keuntungan
Penjualan
1. Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 1 kg/hari
2. Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
3. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
4. Bobot sapi seluruhnya (40 ekor) = 390 kg x 40 ekor = 15.600 kg
5. Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =
15.600 kg x Rp. 42.500,- = Rp. 663.000.000,-
Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 40 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = Rp. 7.200.000,- Total Pendapatan = Rp. 663.000.000,- + Rp. 7.200.000,-
= Rp. 670.200.000,-
Keuntungan
1. Biaya Operasional = Rp. 611.260.000,-
Total Pendapatan = Rp. 670.200.000,-
Keuntungan yang diperoleh = Penjualan – Biaya Operasional
= Rp. 670.200.000,-– Rp. 611.260.000,-
= Rp. 58.940.000,-
(lima puluh delapan juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah)
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 58.940.000,- atau Rp.19.646.000,- untuk 1 bulan.
Proposal Usaha Peternakan Sapi (Penggemukan)
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Lampung tengah. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.
Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.
B. Pengembangan agribisnis peternakan penggemukan sapi di desa Srikaton Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah
l. Jenis Kegiatan : Penggemukan sapi
ll. Lokasi : Desa sri katon RT 005 RW 003 Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah
C. Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
l. Sapi Ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
ll. Sapi Bali
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
lll. Sapi Brahman
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
lV. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
V. Sapi Limousin
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik
D. Visi dan Misi
Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :
Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai.
Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Lampung tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.
Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di Lampung.
BAB ll
ANALISIS PASAR
A. Target Pasar
Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandar lampung, Palembang, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Lampung tengah.
B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.
BAB lll
ANALISIS KEUANGAN
A. Asumsi Keuangan
l. Usaha dirancang untuk menghasilkan 40 ekor sapi periode penggemukan 6 bulan
Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 3m x 1.25m (biaya 1 m2 = Rp 150.000,00),
biaya sewa lahan 1 tahun Rp. 6.000.000.00
ll. Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 5700.000.00
atau per 6 bulan masa penggemukan = Rp. 2.850.000.00
Sapi digemukan selama 6 bulan. Berat awal bakalan sapi rata-rata 400 kg dengan harga per kg Rp. 42.000,00.
lll. Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 1.0 - 1.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 6 bulan adalah 580 kg.
lV. Maka total pendapatan adalah 40 ekor x 580 kg x Rp. 42.000,00 = Rp. 974.400.000.00
Setiap sapi menghasilkan 8 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan
6 bulan seekor sapi menghasilkan 1440 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.00
V. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 40 ekor x 1440 kg x Rp 200,00 = 11.520.000.00
B. Rencana Investasi
Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 40 ekor periode produksi 6 bulan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
NO
URAIAN
SATUAN UNIT
VOLUME
HARGA / UNIT (Rp)
NILAI (Rp)
l. Sewa lahan dan pembuatan kandang
Meter
340m2
150.000.00
51.000.000.00
6.000.000.00
57.000.000.00
ll. Pembelian Sapi Bakalan
Ekor
40
16.600.000.00
664.000.000.00
lll. Pakan Konsentrat
Kg
10.800
2.000
21.600.000
lV. Pakan Onggok (Ampas singkong)
Kg
73.000.00
3.00.00
21.600.000.00
V. Obat-Obatan 1 Paket
4.000.000
Vl. Pekerja
40
2000
14.400.000.00
Total
782.200.000.00
C. Proyeksi Laba Rugi / 6 bulan masa penggemukan
No.
INVESTASI
JUMLAH (Rp)
Biaya Tetap
l. Biaya sewa lahan dan pembuatan kandang
57.000.000.00
ll. Penyusutan Kandang
2.850.000,00
lll. Penyusutan Peralatan
400.000,00
D. Biaya Variabel /Produksi
l. Pembelian sapi bakalan
664.000.000,00
ll. Pakan konsentrat
21.600.000,00
lll. Pakan onggok (ampas singkong)
21.600.000.00
lV. Pekerja
14.000.000.00
E. Biaya lain-lain
l. Biaya listrik & Telpon
6.00.000,00
ll. Transportasi
1.000.000,00
lll. Obat-obatan
4.000.000.00
Total biaya produksi
787.050.000.00
F. Pendapatan
l. Penjualan sapi hasil penggemukan
974.400.000.00
ll. Penjualan kotoran sapi
11.520.000.00
Total Pendapatan
985.920.000.00
G. Proyeksi laba / rugi (keuntungan)
198.870.000.00
Sistem bagi hasil sebesar 60 : 40 dengan perbandingan 60% untuk peternak (plasma) dan 40% untuk pendana (inti).
H. Berdasarkan jumlah konsumsi penduduk provinsi lampung sangatlah besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut Provinsi lampung masih mendatangkan pasokan sapi dari luar yang berarti peluang pasar yang masih sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan.
BAB lV
ANALISI SWOT
A. Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek–aspek yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan), aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman).
l. Aspek strength (kekuatan) usaha budidaya sapi secara garis besar tidak lah sulit-desa sri katon memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usaha tersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia,
akses keuangan perbankan kebijakan Pemerintah Daerah lampung tengah yang besar terhadap pengembangan budidaya sapi didaerahnya. Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat.
ll. Aspek weaknes (kelemahan) Terbatasnya modal untuk mengembangkan peternakan sapi.
lll. Aspek opportunities (peluang) Cultur atau budaya masyarakat lampung yang terus berkembang mengolah daging menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya, kurban dll. Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat lampung sebagian besar masih di datangkan dari luar Provinsi lampung.
lV. Aspek threath (ancaman) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil.
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal permohonan kerjasama usaha di bidang pengembangan
Usaha Peternakan sapi di desa Sri katon Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah ini kami buat, untuk sekiranya dapat di pertimbangkan dan di setujui.
Lampung, 16 Desember 2018
Yang berminat bisa hub 082279720816
Dan bisa langsung survey lokasi
Butuh dana
saya peternak sapi perah memButuh kan modal untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah..
Dana/modal yang d butuhkan kisaran 200 jt untuk pembelian sqpi perah baru..
Sistem bagi hasil 60/40 untuk penjualan anak sapi berbeda dengan hasil penjualan susu murni.
Pembagian hasil dari penjualan susu murni di hitung dari jumlah susu yang di hasilkan contoh : jika 1 ekor sapi menghasilkan 15 liter maka anda mendapatkan 3 ltr susu bersih tanpa ada hitungan lain.
Ket.uang investasi anda aman karna uang yang d belikan sapi menjadi milik anda ?sapi mutlak milik anda?
Simulasi hitungan pemasukan : jika 1 ekor anak sapi seharga 6jt maka hak anda 2jt
; dalam HitUngan susu murni jika 1 ekor sapi menghasilkan 15 liter hak anda 3liter bersih
Hitungan - 15 liter x 15 hari = 225 liter
225 ltr x Rp.4800= Rp.1.080.000?kotor?
Hak anda dari jumlah diatas: 3ltr x 15 hari =45 ltr
Hitungan dalam jumlah : 45 x 4800 = Rp.216.000 (bersih)*pendadatan anda dalam 15hari dari 1 ekor sapi Rp.216.000*
Jika para pemodal yang berminat untuk menginvestasikan uang dalam bentuk peternakan Bisa hubungi saya WA 082216557807 / tlp 082115676922 rony yusuf
MENJUAL SAPI BALI / LOKAL
UNTUK SEGALA KEBUTUHAN
WHATSAPP 0811 415571
Saya ada lahan 26 Ha diwilayah Kab. Garut dan Kab. Bdg, cocok untuk peternakan sapi potong, mencari mitra untuk usaha tersebut.
loading more
sapi